mNo edit summary |
mNo edit summary |
||
Line 9: | Line 9: | ||
* [[area resapan]] (direncanakan - belum jelas apakah jadi diterapkan?) | * [[area resapan]] (direncanakan - belum jelas apakah jadi diterapkan?) | ||
Proyek ini dilaksanakan pada tahun 2007 di Banda Aceh, [[Aceh]], [[Indonesia]], oleh [[SLGSR]], sebuah divisi dari [[GTZ]], lembaga bantuan dari pemerintah [[Jerman]]. | Proyek ini dilaksanakan pada tahun 2007 di Banda Aceh, [[DI Aceh]], [[Indonesia]], oleh [[SLGSR]], sebuah divisi dari [[GTZ]], lembaga bantuan dari pemerintah [[Jerman]]. | ||
[[Category:Bahasa Indonesia]] | [[Category:Bahasa Indonesia]] | ||
[[Category:Banda Aceh]] | [[Category:Banda Aceh]] | ||
[[Category:Proyek]] | [[Category:Proyek]] |
Revision as of 09:56, 27 October 2008
Bengkel cenderung mencemari lingkungan, terutama tanah. Setelah tanahnya sudah sangat tercemar, bengkelnya seringkali dipindahkan ke tempat baru.
Suatu proyek di Banda Aceh membuat rancangan untuk bengkel menggunakan:
- lantai beton
- sistim drainase (lubang di lantai, dengan penyaring bentuk keranjang untuk cairannya)
- tangki kotoran
- area resapan (direncanakan - belum jelas apakah jadi diterapkan?)
Proyek ini dilaksanakan pada tahun 2007 di Banda Aceh, DI Aceh, Indonesia, oleh SLGSR, sebuah divisi dari GTZ, lembaga bantuan dari pemerintah Jerman.